Bertahan itu Sulit, tapi Lebih Sulit Mengetahui Sampai Kapannya

Menahan semua retakan yang semakin melebar? tangan ini masih kuat kok! Menahan tumpuan beban yang Ia berikan? Untungnya kaki ini masih kuat dan belum berpindah kok! Menahan lelah dan siksaan psikis juga diri ini masih bisa bertahan. Karena memang semua orang bisa bertahan sambil berharap yang terbaik kedepannya.

Apalagi rasa optimis sudah dikantongi. Optimis selalu menghibur dan mengguyur lelah ini ketika pesimis datang kok! lagipula, semua rasa sakit dan kesulitan ini akan ada batasnya kok! sampai pada akhirnya semua juga paham bahwa semua mengalaminya.

Sampai suatu saat entah sadar atau tidak, sesuatu telah diketahui. Entah karena kehabisan rasa optimis atau lelah yang sudah menggerogoti diri terlalu dalam juga mungkin saja.

Tapi, ada satu hal yang mengganjal! sampai kapan mau begini? kalau berjalan terus akan mengikis badan, mengapa tidak berhenti saja? inginnya sih mau tapi kapan? ah, ini lebih sulit daripada menahan semua rasa sakit yang tadi! pikiran dan perhitungan tidak akan bisa ditebak.

Sampai saatnya tersadar juga bahwa waktu itu berperan! Ia akan menemani dalam penyiksaan, menjadi alarm pengingat kesadaran atau berlanjut membingunkanmu dengan detaknya.

Waktu juga akan bertanya dan mengingatkan bahwa “mau sampai kapan bertahan?”

Lebih susah menjawabnya bukan? sementara jiwa raga masih menahan beban untuk bertahan. Menjawab dengan bertahan sementara juga dihantui jawaban atas waktu yang dinanti.

Kuat atau tidaknya yang jelas hanya bisa ditentukan sampai kapannya. Lelah atau tidaknya juga mempunyai ukuran dan batas akhir. Titik jemu juga ingin diperlihatkan. Namun sudahkah bisa tahu sampai kapan ini akan berakhir? jangan pura-pura tak mendengar sementara tubuhmu sudah terdingin membiru.

Jangan berbohong! menahan beban dan bertahan dalam kondisi ini pun pasti sulit bukan? apalagi mengetahui sampai kapannya! karena memang pertanyaan itu mengganggu. Menambah beban jikalau memang tak berujung alias tidak tahu

Berhentilah berpura-pura dan sakit lalu sembuh dan berpura-pura kembali. Bukankah semua ini tentang waktu dan batas kemampuan manusia? sampai hari ini pun masih lelah bukan? apalagi jika berfikir ini tak akan berakhir bukan? sungguh manusia itu terbatas ya.

@artzry

Published by

Azry

Berfikir dengan gambar Berekspresi dengan gambar Berbicara dengan gambar Bergerak dengan gambar

Leave a comment