Tahun 2021 yang sama dengan Tahun 2020

Di tengah masa-masa gencar vaksinasi covid 19 dan pandemi yang belum ada ujungnya, pemandangan sehari-hari sih tetap normal walaupun tanda-tanda peringatan, bunyi sirine ambulance, rumah sakit yang penuh dan wajah-wajah yang tertutup masker. Beragam tas-tas yang dibawa pun dihiasi gantungan kunci yang tak biasa, gantungan kunci berisi hand sanitizer. Jika melihat pemberitaan, maka menjadi miris 

Saat ini tahun 2021 dan pemandangan satu tahun terakhir yang mungkin tak diharapkan oleh setiap orang. Sebenarnya  cara-cara pencegahan diatas baik bagi kesehatan. Hanya saja pemandangan itu semua diperparah dengan pemandangan statistik korban, pasien yang dirawat dan sedang bertahan hidup dari virus ini.

Ditambah tahun ini sudah tahun 2021 lho! gila, sampai kapan? ada yang bilang setahun lagi, ada yang bilang dua tahun lagi bahkan ada yang bilang 10 tahun lagi sampai ada juga yang bilang bahwa tak ada habisnya dan dunia harus berdamai dan berdampingan dengan virus ini! yang benar saja? virus ini sudah membuat dampak sosial, kesehatan, ekonomi dan lainnya rusak lho! bayangkan berapa banyak kisah, cerita bahagia, ekonomi dan finansial yang sehat, keluarga yang sehat dan hidup normal yang tercoreng dengan virus ini? 

Berdampingan dengan apa? vaksin? atau penyesuaian? percayalah jika disuruh memilih semua orang lebih memilih dunia sebelum terpapar virus ini. Meskipun dunia tak sedang baik-baik saja waktu itu, nyatanya lebih baik karena tak banyak korban jiwa bertambah. Meskipun ada peperangan, statistik kecelakaan, penyakit, kematian umum tetapi jangan ditambah dengan virus lagi. Dunia ini sedang buruk-buruknya.

Jadi, wajar semua orang membenci virus ini bukan? membenci virus ini banyak implementasinya sih. Ada yang meluapkan amarah dengan unggahannya, ada yang memposting dengan karyanya, ada yang membenci virus ini dan mengusirnya dengan gaya hidup sehat, ada yang menyebarkan opini bahwa virus ini layak dibenci sampai kepada menghilangkan keberadaan virus ini dan mengatakan bahwa virus ini tak ada.

Ekspresi kemarahan itu hak setiap orang. Semua paham bahwa setiap ekspresi itu berdasar. Semua juga paham bahwa tak ada yang menginginkan virus ini datang. Pengusaha obat, pabrik masker, rumah sakit dan produsen vitamin serta alat-alat kesehatan pun tidak akan senang dengan virus ini kok. Mereka tak sempat memikirkan profit yang dimana Mereka juga mempunyai keluarga. Mereka hanya fokus terhadap kesehatan Mereka juga. Mana mungkin sekali senang sementara Mereka tidak bisa menikmati uang Mereka karena wisata, pariwisata dan tempat-tempat indah terkenal larangan terbang.

Semua pasti membenci virus ini ditambah Mereka sudah bertambah diri dalam jumlah varian. Jadi bagaimana bisa berdampingan dengan virus ini? mengalahkannya mungkin lebih tepat. Mengalahkannya disaat dunia sedang setengah babak belur ya? sementara Mereka bermutasi lebih cepat dan sedikit lebih maju dibanding riset kesehatan Kita.

Seseorang dengan kondisi finansial yang tinggi pun belum tentu bisa hidup normal di masa seperti ini. Apalagi dengan orang yang terjepit finansialnya? Seseorang yang hidup sehat seperti atlet, olahragawan dan memiliki sanitasi yang baik pun juga belum tentu selamat. Seseorang yang ceria belum tentu merasa aman selama berjalan ke tempat kerjanya di masa ini.

Tidak ada yang tahu, bahkan seseorang yang cuek dan  tidak peduli dengan virus-virus di udara ini juga merasa terganggu dengan ini semua. New normal? apa lagi ini? semua orang rasa bahwa normal yang lama lebih baik. Tetap saja Kita bagai hewan buruan yang siap dimangsa virus ini jika Kita lengah.

Saat ini, masih saja menghitung hari kapan bisa bertemu dengannya untuk menghapus rindu? kapan yang terjebak di zona ini bisa pulang? kapan bisa berkumpul lagi bersama teman-teman dan menghidupkan reuni? kapan para tenaga medis bisa beristirahat dari kerja kerasnya? kapan bisa mendapat pekerjaan lagi? kapan bisa seperti dulu lagi? kapan-kapan saja lah dan teruslah berhitung dalam hari.

Mau membencinya nyatanya Ia terus berusaha mendekat dan melekat. Mau meniadakan keberadaannya pun nyatanya Ia ada. Mengapa seperti orang yang menyebalkan ya? atau hanya wujudnya saja yang berbeda? intinya tidak ada yang berbeda antara tahun 2020 dengan tahun 2021.

Published by

Azry

Berfikir dengan gambar Berekspresi dengan gambar Berbicara dengan gambar Bergerak dengan gambar

4 thoughts on “Tahun 2021 yang sama dengan Tahun 2020”

  1. Sejak pandemi, hidup saya berubah! Berubah menjadi tidak karu-karuan. Berharap kembali normal seperti sebelum pandemi, tapi tidak bisa. Selama hampir dua tahun ini, saya terlalu sering berteriak “menyerah”. Sungguh tidak sanggup lagi.

    Jadi curhat haaa

    Liked by 1 person

Leave a comment