Pada Akhirnya Semua Akan Sendiri-sendiri

Semuanya ingin kebersamaan. Sepasang kekasih ingin selalu berdua. Seorang yang kesepian pun pasti memikirkan kebersamaan. Jadi siapa yang mau sendiri? Bercerita di tempat yang tenang dan sepi pun harus ada yang mendengarkan. Coretan di tembok dinding bangunan yang tak berpenghuni pun ditulis untuk di baca.

Interaksi dan komunikasi bisa melahirkan hubungan, bisnis, romansa, pertemanan dan apapun itu. Setidaknya mulut, mata, telinga dan semua indera akan berguna dan seperti semestinya dengan relasi lebih dari satu orang.

Bayi yang masih dalam kandungan pun menempel di rahim seorang wanita. Tak ada yang bisa berdiri dan muncul ke dunia ini sendirian. Manusia membutuhkan dan dibutuhkan, semua sudah jelas.

Namun benar memang suatu saat nanti, seseorang pun akan menyebar dan memiliki hidup yang lain. Kesendirian mulai tampak kembali. Ditinggalkan itu pasti baik langsung maupun tak langsung.

Normal saja jika ditinggalkan, karena mau bisa bisa meninggalkan dan di tinggalkan. Sadarlah bahwa kita sendiri pun telah meninggalkan teman lama, keluarga yang sudah berpisah, rekan yang lalu bahkan seorang gadis atau pria yang sudah tak dicintai.

Normal saja, semua pernah meninggalkan dan ditinggalkan. Karena memang pada akhirnya sendirian itu pasti pada akhirnya. Ada yang harus ditinggalkan, ada yang harus meninggalkan dan ada yang harus pada akhirnya sendirian lagi.

Bahkan pada akhirnya, jika memang sudah merasa puas, jika memang sudah harus melepaskan, jika memang harus menjauh, jika memang harus berpikir bahwa ini tak lagi sama, tak masalah dan normal saja. Karena memang Kita semua akan kembali sendiri-sendiri lagi. Tak ada ciptaanNya yang kekal. Jadi semua wajar dan biasakanlah untuk hari nanti.

Mencari Tahu Dari Manusia yang Ingin Tahu

Sedari kecil, sedari manusia belum mengerti ini dan itu memang kita mempunyai nalar dan insting. Kita mungkin belum memiliki pengetahuan namun kita mempunyai rasa ingin tahu. 

Bagaimanapun, rasa ingin tahu itu baik. Bagaimana pun juga, rasa ingin tahu itu mendorong seseorang untuk mempunyai aksi dan reaksi. Jangan menjadi orang yang apatis kan? 

Dengan rasa ingin tahu, perubahan diri bisa muncul. Dengan rasa ingin tahu, semua bisa mendorong motivasi dan dengan rasa ingin tahu, kita bisa tahu apa yang bisa dan boleh serta tidak bisa dan tidak boleh. 

Jika setiap insan belum tahu? Bukan Ia belum tahu, mungkin Ia sedang mencari tahu. Pengetahuan serta hal yang ingin diketahui itu layaknya butiran pasir dengan berbagai harta karun didalamnya. 

Kita dituntut menggali dan bukan cuma menunggu setiap orang memberi tahu kita saja. Maukah kita berdiam diri saja di tengah padang pasir? Dengan ketidaktahuan? 

Selamanya mencari tahu lebih baik daripada tidak tahu apa apa dan tidak tahu makna hidup. 

Lelah mencari tahu itu wajar, dibandingkan lelah menunggu dan hanya fokus pada berdiam diri Saja bukan?

Dua Sisi

Seorang kriminal pun bisa jadi begitu. Seorang yang jahat pun siapa tahu kita tak tahu apa potensi yang dimilikinya bukan? Mereka hanya salah jalan saja. Mereka hanya salah memilih jalan hidup.

Jutaan bayi lahir dan tumbuh dimuka bumi ini sedari remaja, dewasa sampai tua dengan berbagai potensi, keahlian, bakat dan alamiah nya.

Mungkin inilah yang membuat kita atau setidaknya menyadari bahwa kita tak pantas menghakimi secara penuh. Kesalahannya mungkin bisa tak termaafkan, namun secara manusia mereka punya sesuatu yang tersembunyi atau belum pernah diketahui oleh kita semua.

Kita tak diciptakan untuk seorang dengan pribadi yang gelap. Sebaliknya, kita mungkin diciptakan untuk memilih. Takdir pun tergantung kepada manusia untuk menjalani hidup.

Kita tak diciptakan untuk akhir tanpa melalui proses bukan? Karena perubahan dan proses merubah itu bisa dilakukan oleh semua insan.

Salah untuk Belajar, bukan Belajar untuk Salah

Setiap kesalahan pasti berteman dengan depresi, penyesalan, rasa takut dan apapun yang negatif. Tak apa lah, namanya juga manusia.

Tak apa lah, karena memang pertama kali belum tentu bisa langsung menuju kebenaran. Kesalahan kadang adalah media kita untuk belajar.

Ketika kita salah atau melakukan kesalahan bukan berarti akan salah melulu. Karena sebagai jiwa manusia yang waras adalah belajar setelah salah atau setidaknya belajar dari kesalahan.

Kita salah untuk belajar,  bukan belajar untuk salah. Kalimat itu memang benar adanya. Siapa juga yang ingin salah melulu? Seseorang yang selalu salah pun tak masalah jika ingin belajar. Makin banyak kesalahan pun bisa makin banyak belajar dari semuanya.

Jangan terlalu dihakimi dan di cap sebagai kesalahan melulu. Tapi pandanglah seseorang yang belajar sebagai murid dalam pembelajaran yang dimana akan ada kesalahan sebagai para guru yang membimbing.

Belajar itu pasti didahului dengan kesalahan dan ketidaktahuan. Jadi untuk orang-orang yang sok benar, ini tidak berlaku. 

Tidak Ada yang Random di Dunia ini

“Kenapa Aku lahir di keluarga ini?”

“Kenapa Kami miskin dan Mereka kaya?

“Kenapa Kamu sangat terlihat rupawan dari yang lainnya?”

“Mengapa bisa begini sementara Mereka begitu?”

Jawabannya mungkin bukan tak ada namun Kita sebagai manusia hanya memiliki kemampuan terbatas untuk mendapatkan jawabannya. Semua misteri, mulai dari masa depan, takdir dan kebetulan-kebetulan pun menghiasi hari demi hari.

Namun faktanya apakah penciptaan dan situasi yang diberikan kepada orang-orang itu secara acak? jelas tidak. Mengapa? karena jika seseorang bisa sial pun tetap akan mendapat pelajaran hidup. Jadi memang gagal pun bukan hasil akhir. Selama masih bernafas dan paru-paru berfungsi maka semua sudah digariskan.

Lalu mengapa kadang ada hal yang tak terduga? karena memang manusia hanya bisa berencana dan menerima. Pernahkah tahu kasus tentang orang yang gagal ribuan kali namun setelahnya ada orang lain yang hanya mencoba puluhan kali namun berhasil? bukankah keberhasilan itu tak mengkhianati hasil.

Ya, sangat lekat dengan sebelumnya bahwa hidup kadang tak sampai disitu saja. Sampai orang lain mempunyai hasil pun Kita masih bisa mengejarnya. Jangan heran dengan hal-hal yang tak terduga dan aneh. Anda mungkin bisa kalah dengan orang yang hanya mencoba puluhan kali, tapi kadang Sang Pencipta punya rencana lain.

Mungkin hikmahnya harus meniru, berbenah, menemukan dimana yang salah atau bahkan membuktikan bahwa Kamu harus mencoba yang lain. Sang Pencipta Berpendapat bahwa Kamu sudah cukup dengan yang ini, ubah arah haluan kepada rencana lain.

Kenapa? bukankah aneh ya?

Memangnya Kamu tahu apa? kalau rencana yang tadi itu bisa mencelakakanmu atau bahkan tak cocok bagaimana? karena rencana yang lebih indah dan cocok pun masih terbentang. Karena perlahan-lahan Kamu akan diarahkan kepada yang lebih baik. Ya, memang sakit setelah melihat perjuangan ribuan kali yang gagal dan ditinggal begitu saja. Namun, jika ada yang lebih memungkinkan mengapa tidak?

Bukan untuk tersakiti namun memang perpindahan harus ada yang dikorbankan demi nasib dan tujuan baru.

Yakinlah, karena siapa yang tahu? manusia terbatas pengetahuannya hanya untuk mengetahui itu semua.

Karena percayalah bahwa dunia diciptakan tidak melalui sistem acak. Si miskin diciptakan untuk bersabar. Si kaya diciptakan untuk dermawan. Sistem random tidaklah ada dalam dunia ini.

Peristiwa, musibah, kecelakaan dan tragedi pun bisa membuat Kita belajar jika Kita pintar memandangnya. Memang perih namun jika perih itu adalah awal untuk mendapat pelajaran supaya tak ada perih yang lain lagi kenapa tidak?

Hidup bukan cuma bahagia, bahagia dan bahagia terus. Warna cukup banyak untuk dilihat. Rasa juga cukup banyak untuk diraba dan rasakan. Berbagai keadaan juga pasti pernah dicicipi. Tapi satu hal lagi, bahwa memang sekecil apapun ada pelajaran. Semua sudah diatur demi berbenah kembali.

Dunia tidaklah acak.

#cutecutters