Cinta itu Buta? tidak Jika bisa Melihat Kenyataan

Jika orang sedang jatuh cinta sih wajar saja memang agak ‘dungu’ atau dumbass mungkin istilahnya. Bahkan ada yang bilang jika orang sedang dalam suhu hangat-hangatnya dalam mencintai itu layaknya mabuk sekali. Ada yang bilang juga bahwa kotoran pun bisa terasa enak dimakan jika jatuh cinta.

Berubah 180 derajat dalam pendirian dan prinsip secara tiba-tiba dengan jelas dan bahkan berbeda itu jelas adanya. Hingga saat menjalani semuanya, ada satu hal yang jelas sekali membuat siapapun kesal. Apa itu? cinta buta.

Cinta buta? cinta buta adalah bentuk pengorbanan, melakukan sesuatu yang besar serta apapun itu demi orang yang dicintai. Kalau selama itu baik sih tak  apa-apa. Namun kalau buruk? bisa-bisa terbunuh perasaan sendiri. Cinta buta juga serupa dengan obsesi yang secara kata agak kurang baik sekali bukan? tampaknya sih begitu. Dari yang terdengar baik menjadi kata yang kurang layak untuk diindahkan.

Seseorang yang cinta buta memang lekat dengan kalimat “Dia ya Dia saja” seperti itu. Dengan mengarah kepada satu objek manusia yang dicintainya, semua jelaslah sudah apa yang menjadi tujuannya. Seseorang yang terkekang oleh cinta buta memang lekat sampai akhir hayat. Tak ada perpisahan dalam kamus asmaranya. Semua hanya ada kata ‘selamanya’ saja.

Sesuai dengan makna yang terkandung. Berkorban? boleh kok atau melakukan sesuatu demi orang yang dicintai juga boleh kok asalkan itu baik dan masih batas kewajaran. Tetapi apakah orang yang sudah tenggelam dalam lautan asmara masih bisa berpikir jernih atau setidaknya mengenal kewajaran? sepertinya masalahnya berada disini.

Padahal jika mencintai itu harusnya dengan kesadaran dan akal sehat bukan? bagaimana mungkin bisa mencintai seseorang yang ‘gila’? atau bagaimana juga melakukan semuanya tanpa melihat kewajaran? bahkan buta dengan batas boleh atau tidaknya melakukan sesuatu? mencintai seseorang itu tak dilarang.

Sekalipun semua membencinya, namun itu pilihan. Bukan masalah siapa dirinya, namun lebih kepada kenapa dan bagaimana seseorang dalam mencintai seseorang lainnya. Jadi apakah cinta buta itu wajar? karena tiap orang yang jatuh cinta itu pasti seakan hilang kesadaran? tidak juga. Kadang jatuh cinta itu hanyalah pintu untuk langkah awal dalam membangun rasa saja.

Karena yang lebih penting itu adalah fase selanjutnya dimana itu sangat terlihat sekali. Terlihat seperti apa? apakah Ia siap untuk mencintai dan meletakkan seseorang dengan semestinya. Jika Ia menyanjungnya dengan tinggi itu memang baik saja, tapi seberapa tinggikah sampai dirinya terlihat rendah dari orang yang dicintainya? karena untuk mencintai seseorang memang harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Lihatlah kenyataan dan jangan membangun romansa dengan luka. Untuk apa tersenyum tanpa melihat luka? matamu tidaklah buta sepenuhnya. Hanya saja pandanganmu hanyalah tertuju pada satu orang saja dengan sisi ketidakwajaran.

Romansa dan Pandemi

Berapa banyak kegagalan pertemuan dengan pasangan akibat pandemi? Berapa banyak rencana gagal akibat pandemi? Berapa banyak juga yang harus berjauhan ketika sedang dekat-dekatnya? Berapa banyak yang terabaikan fokusnya karena pandemi ini? sampai hampir dua tahun bahkan.

Ini semua berawal di awal 2020 khususnya bagi setiap pasangan yang mempunyai romansa. Entah baru tumbuh atau sudah sebelumnya, jelas ini mengganggu. Padahal berharap 2021 akan menjadi titik awal berakhirnya pandemi dan berawalnya romansa yang sedang dilukai oleh virus.

Percayalah ini tak mudah! Sementara disana memang kesehatan dipertaruhkan. Bagaimana bisa mencintai dengan ancaman kesehatan? Bagaimana juga bepergian bersamanya dengan bayang-bayang ketakutan? Sehingga masalah bertambah soal kesehatan tiap tiap dua insan.

Ketika Ia hanya bisa menjawab “Tunggu pandemi berakhir yah” dan reaksi pasangannya pasti menyelipkan kesedihan dan kekecewaan. Ya, menghitung hari tidak semudah itu. Karena memang menunggu hari itu jelas membutuhkan kesabaran ekstra.

“Aku mau bertemu! Tapi kapan?” Jika pertanyaan ini diucapkan apakah bisa membalas dengan pertanyaan dengan jawaban yang berbeda selain jawaban untuk menunggu, sabar dan tabah? Ini sulit.

Tidak semudah itu untuk meyakinkan dan menanamkan kesabaran dalam setiap tujuan. Harapan jika dijatuhkan memang pasti sakit sekali. Tidak semua orang menerimanya. Jadi bagaimana? Bersabarlah kembali untuk masa yang lebih baik.

Melihat pemandangan yang tak biasa hari ke hari memang menyedihkan. Biasanya menghitung angka tanggal hari jadi dan berita menyenangkan darinya kini malah menjadi angka kematian dan ungkapan ketakutan dari dirinya.

Pembahasan dari jarak jauh untuk sekedar berbicara pun harus ditambah dengan kata-kata “stay safe!”atau “jaga kesehatan ya!”.

Setidaknya bentuk kepedulian Kita hanyalah memahami keadaan yang sulit ini. Untuk Ia yang belum bisa bersabar, pahamilah bahwa ini bukan yang Kita inginkan. Pahamilah juga bahwa semuanya juga mengalaminya.

Silahkan bersedih, silahkan bersabar namun jangan menyerah. Karena pada dasarnya Kita semua harus bangkit menyemarakkan romansa untuk tetap hidup.

Kebahagiaan romansa itu juga aspek penting disamping ekonomi dan kesehatan. Masyarakat membutuhkan kebahagiaan dari orang-orang yang dicintainya.

Pandemi harus hilang,  namun romansa harus tetap ada. Baiklah, setidaknya tahun 2022 haruslah berwarna kembali. Bukan terinfeksi kembali. 

#Catatan pertengahan tahun pertengahan pandemi

Melepaskan seseorang yang terbaik dan berakhir menjadi seseorang yang terburuk

Apa arti kehadiran orang terbaik yang datang ketika Kamu dalam situasi yang buruk? bukankah itu anugerah terindah? haruskah bersyukur disaat yang seperti itu? kalau boleh menjawab, jelas jawabannya adalah “Ya” bukan? kehadirannya sebagai pengusir sepi, pemecah kebuntuan, solusi akan permasalahan dan setidaknya bisa meringankan apapun saat bersamanya.

Memang tidak mudah mendapatkan orang yang tepat disaat yang tepat ketika diri ini tidak munafik untuk mengharapkannya. Bayangkan, ketika diri sendiri sudah tak kuat dalam menghadapi hidup, frustasi akan kesendirian, butuh seseorang yang menemani di sisi pasti secara langsung jelas akan mengharapkan seseorang.

Ketika sudah mendapatkan seseorang yang terbaik, pastinya menilai bahwa Ia yang terbaik bukan dari sekedar pengakuannya yang berkata “Aku lah yang terbaik untukmu” saja. Lebih jauh, Ia akan sedikit berbicara dan membuktikan dengan nyata bahwa Ia akan membuatmu lebih baik dari sebelumnya, lebih baik dari waktu sebelumnya dan lebih baik dari orang-orang yang berlalu lalang dalam hidupnya yang sebelumnya.

Ketika Ia sudah melakukan dan Kau telah mendapat pembuktian darinya, bersyukurlah dan hilangkan keinginan-keinginan lain dari dirimu. Keinginan apa? ketika Kamu sudah merasakan kehadiran yang sangat mengisi, biasanya akan lebih banyak keinginan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Dengan kata lain, menginginkan seseorang lagi yang lebih darinya.

Bahaya bukan? terlebih dalam satu romansa terbaik pun memang masih dihantui perselisihan dan dihantui keinginan-keinginan yang terlalu cepat. Menyimpulkan satu keburukan dengan mengabaikan seribu kebaikan jelas salah dan tak adil. Bagaimanapun, Kamu pernah menerimanya dan Ia telah membawamu kepada posisi yang terbaik dari sebelumnya. Bahkan ketika Ia sudah membawamu dan menemani mu kepada posisi yang terbaik, Kamu masih menginginkan orang lain. Itu gila sekali!

Terbaik bukan soal standar atau tingginya kualitas sekitar. Terbaik adalah ketika seseorang membuatmu lebih baik dari sebelumnya dengan terfokus pada Kalian berdua. Tidak, jangan melihat tentang orang lain. Perlakuan, kejutan, hal-hal indah, momen-momen yang bisa membuat kalian iri dan apapun itu belum tentu esensi dari orang yang terbaik. 

Ketika Kamu sudah berhasil melalui itu semua dengannya, bayangkan bahwa Ia rela bersusah-susah dahulu untuk bersama melaluinya. Apakah itu bukan yang terbaik? Ia yang menemani mu sejak masa krisis sampai kepada masa-masa terbaik adalah pembuktian yang nyata. Bahkan Ia tak hanya datang saat Kamu sudah baik-baik saja.

Bersyukurlah, tak perlu memandang ke arah manapun untuk mencari lagi. Karena Kamu sudah memilikinya. Lihatlah ke arahnya dengan wajah yang kelelahan, teduh dan membawa kenyamanan. Semoga akan selamanya! dan jika Kamu melepaskannya, selamat! Kamu akan menjadi seseorang yang terburuk.

Bukan tanpa alasan, karena keinginan itu jelas tak terbatas dan berujung kepada pengharapan yang fana. Apa yang Kamu inginkan? sementara disisimu ada seseorang yang sudah membuktikannya tanpa terlahir dari angan-angan saja. Ia nyata sementara keinginan yang berlebihan itu tak nyata.

Janji Bukanlah Semacam Mainan

Apa itu janji? janji adalah ucapan yang bersifat meyakinkan dan harus ditepati bagi yang mengatakannya. Jika ditilik dengan makna sederhana, janji adalah hutang. Maka untuk semua orang yang berjanji, otomatis memiliki hutang yang harus dilunasi. Apakah janji itu mengikat? Ya, secara otomatis janji tidak bisa dibatalkan ketika kata-kata janji meluncur dari mulut siapapun.

Jika tidak bisa menepati, lalu bagaimana? sederhana, jangan membuai siapapun dengan janji. Karena apa? satu kalimat janji bisa membuat satu sampai banyak orang mengingat janjimu bahkan sampai bertahun-tahun bukan? ini bukan melebih-lebihkan tetapi wajar saja Mereka akan mengingat janjimu walau di tepati atau tidak. Jika di tepati, Mereka akan mengapresiasimu dan jika tidak? Kamu akan dikenang sebagai pembohong massal atau janjimu sebagai HOAX semata.

Menepati janji itu sulit bagi orang yang tidak konsisten dan pembual. Namun mudah bagi orang yang sungguh-sungguh. Janji bukanlah diukur dari kuantitasnya melainkan kualitas realisasinya. Usaha seseorang dalam menepati janji juga harus kamu hargai karena yang terpenting Ia berusaha mewujudkannya.

Ada yang bilang bahwa ”jangan berjanji ketika sedang senang atau bahagia” dan itu memang nyata. Terkadang mulut enteng dan meluncurkan kalimat-kalimat yang membuai. Indah memang karena hati sedang senang dan berusaha mengeluarkan janji yang menyenangkan hanya demi menyenangkan orang lain secara tidak sengaja.

Terkadang janji memang indah bagaikan tidur nyenyak dikala lelah. Seakan dibius oleh sepatah dua kata. Janji yang manis pun bisa berubah menjadi busuk bagai cangkang telur yang mulus dan saat ditunggu kemudian ternyata berisi telur busuk.

Kalau sudah begini, bukankah janji adalah permainan kata-kata? semakin manis semakin aneh bukan? banyak pasangan yang menggunakan janji-janji yang Mereka sendiri belum yakin karena sifatnya fana alias masa depan. Maka, berhati-hatilah karenanya. Kalau tidak bisa menepati maka siap-siap saja di cap pembual bahkan sekalipun seratus persen bukan salah dari Kita sendiri.

Kata-kata seperti berjanji selamanya, berjuang bersama dan bumbu-bumbu manisnya pun seakan menyenangkan. Tapi suatu saat semua akan tahu bagaimana rasa muak jika terus-terusan janji itu diucapkan. Bagaimana munafiknya orang yang tidak menepati janji dan betapa murkanya jika ingat kata-kata janji terutama setelah Kita tahu bahwa janji itu tidak ditepati.

Sebagai orang yang diberi janji, Kita harus realistis dalam membaca kalimat janji. Namun memang ada anggapan jangan meremehkan janji atau jangan berburuk sangka serta tidak ada yang tahu masa depan. Memang benar, bukan soal menanggapi dengan negatif namun lebih kearah berhati-hati. Lagi pula hanya dengan berhati-hati tidak akan membuat hubungan hancur serta mengingatkan kepada semua orang bahwa tidak boleh bermain-main dengan janji. Karena janji adalah hutang yang harus dibayar dan dilunasi.

Sudah berkali-kali janji itu mempermainkan banyak orang. Siapapun yang punya janji, tolong sadarlah bahwa janji itu bukan mainan yang mudah dimainkan sesukanya sementara janji itu tidak boleh suka-suka. Maka jadilah orang yang suka menepati janji dan membuat orang lain suka. 

Ketika kepercayaan sudah diletakkan, harapan sudah di sandarkan, cita-cita sudah dicatat dan bagaimana mungkin ini terlihat seperti mainan atau main-main? seandainya janji itu seperti hutang uang atau menimbulkan konsekuensi niscaya banyak orang yang tidak berani sembarangan berjanji. Orang akan berhati-hati dalam berkata soal janji namun juga bisa jadi Mereka hanya takut akan konsekuensi saja. Sangat sulit membedakan mana orang yang tulus berjanji dan mana yang tidak. 

Mengapa? karena siapapun yang mengucapkannya, janji tetaplah janji. Ia bersifat manis dan sama sehingga Kita tidak tahu mana yang akan di tepati dan mana yang tidak.

Kadang, cinta itu hanya terlihat baik, bukan baik

Cinta? mengapa banyak orang terbuai menggunakan kata “cinta” sebagai arti keindahan? Mungkin banyak orang melihat indahnya pasangan yang memadu cinta di film-film drama serta tentang ending yang sering berujung bahagia.

Mereka para penikmat cinta juga banyak berputar-putar di area romansa dan tersihir oleh kata cinta. Beberapa kalimat seperti I Love You atau I hope that you will know how happy I am when I meet you dan If I could go with you in the dream, I would continue to sleep forever serta masih banyak lagi kalimat-kalimat yang bersifat magis.

Tapi, tahukah Kita semua atau sadarkah Kita semua karena ada cinta ada benci, ada pertemuan ada perpisahan dan ada dua ada tiga. Ini benar-benar serius dan perlu ditanggapi secara dewasa sembari mencicipi aroma cinta. Mengapa banyak orang dewasa yang secara matang pun sudah mengenal cinta namun akhirnya Ia terjatuh? Padahal katanya cinta indah bukan? Entah.

Apakah cintanya yang salah? ataukah orangnya yang menyalahgunakan cinta? atau pula keadaan? Tetapi memang setiap manusia berhak mencintai dan dicintai namun dilarang keras disakiti dan menyakiti bukan? berarti siapa yang salah? Manusia? mungkin. Kenapa mungkin? karena secara objektif banyak yang gagal dan banyak yang bahagia dengan cinta.

Manusia sebagian besar juga punya ego dan hawa nafsu. Banyaknya hawa nafsu demi kerakusan, iri hati dan berjiwa tidak ada belas kasihan juga menjadi alasan bahwa cinta yang sudah ada dalam dirinya bercampur dengan sifat-sifat jahat itu.

Jiwa anti-kesetiaan, jiwa rakus ingin memiliki yang lain dan jiwa penyiksa bisa tumbuh jika cinta tidak dimaknai dengan benar. Jika ada seseorang yang baik dan menyebarkan cinta kepada yang bukan haknya apa yang terjadi? runyam bukan? pengkhianatan pasti terjadi terhadap cinta yang sudah Ia tanam.

Perselingkuhan dan pengkhianatan pun tercipta atas dasar cinta bukan? seakan kata cinta ternoda dengan perbuatan tersebut. Inilah mengapa terkadang Mereka bisa berkilah atas alasan kebaikan yang dibalut cinta. Rasa trauma dan takut juga membuat orang menjalin cinta kembali. Sebegitu mengerikan kah yang namanya cinta itu?

Jika bahagia itu karena cinta, mengapa masih ada yang kekurangan kasih? atau setidaknya Ia telah baik, namun mengapa cinta tidak membelanya? kenapa cinta seakan diam dan tidak memunculkan reaksi menenangkan dalam keadaan patah hati sekalipun? sebenarnya sederhana, karena cinta itu tergantung kepada apa dan siapa yang diarahkan. Ketika diarahkan kepada hal positif dan orang yang tepat, maka akan baik-baik saja dan bukan sebaliknya.

Jadi, kesalahan memang bukan pada cinta. Karena cinta itu pun tak terlihat dan menyentuhnya saja tidak bisa apalagi menyalahkannya bukan? maka dari itu tidak heran banyak orang-orang yang berbuat konyol karena kegagalan dan bahkan hanya untuk menunjukkan cinta yang sebenarnya itu salah dan tak wajar.

Cinta tidak menguji mu, melainkan hidup yang menguji mu. Ketika cinta meninggalkanmu, cinta yang lain hadir kepadamu dan cinta hanya berganti sampai kepada kenyamanan. Cinta juga memberi pelajaran kepadamu bahwa Kamu harus siap jika Ia pergi dan Kamu harus tetap menjaganya jika Dia tetap bersamamu selamanya.

Jangan biarkan cinta terkontaminasi. Manusia memang memiliki salah tapi setidaknya untuk mencintai jangan lah salah apalagi menggunakan cara yang salah. Rawatlah cinta dan siram dengan kehangatan setiap hari seperti layaknya dahaga lalu siram dengan air dan begitu seterusnya. Jangan menyiram dahaga yang lain dan membuat cinta sebelumnya layaknya tanaman mati. Karena pada dasarnya semua sudah ada yang ditakdirkan.

Aksi reaksi satu sama lain memang dibutuhkan. Tidak perlu berlebihan namun juga tidak boleh kurang. Biarkan cinta tumbuh alami dan menjadi pohon kehidupan. Sebab karena cinta, kehidupan generasi baru pun tumbuh.