Ketika sudah berjuang tak mengingatnya. Ketika mencoba melupakan sekuat tenaga, hati dan pikiran. Ketika semuanya mendukung untuk menghapus memori terdahulu. Nyatanya semua masih dilakukan. Tahukah yang lebih sulit dari proses? Ya, kadang godaan atau rasa yang ingin masih mengingat tetap terus ada.
Siapa sangka? ini jelas merepotkan! niat dan rencana awal bisa gagal karena sedikit godaan yang bisa melemparkan diri kepada jalur perjuangan. Proses juga dapat berperan dalam berhasil atau tidaknya melakukan sesuatu. Kekuatan seseorang dilihat dari ketika Ia menjalankan proses. Bila terlena dalam buaian? seseorang dapat terlempar pada kegagalan.
Dalam melupakan sesuatu, tentunya ada banyak cara untuk meraihnya. Entah dengan sesuatu yang baru, entah dengan cara-cara lama, mencari kesenangan untuk menutupi derita, menghapus luka dengan lupa dan apapun itu. Faktanya, tidak semudah itu untuk mewujudkannya.
Bayangkan saja, bagaimana bisa melupakan seseorang yang telah menemani detik per detik? bayangkan saja bagaimana bisa melupakan tiap bekas genggaman, kecupan dan belaian dari seseorang yang dulu dikagumi? waktu dan tempat favorit yang dulu didatangi bisa menjadi saksi atas semua riwayat kebahagiaan.
Tapi memang benar, ada suka dan pasti ada pula duka. Semua itu wajar saja karena dinamika pasti berwarna dan tak sama. Dari awalnya mengagumi kemudian membenci. Apapun itu alasannya, mungkin setidaknya melupakan entah dengan cara baik ataupun tak baik.
Luka memang sakit, ketika sembuh maka tetap membekas. Jika tak menolehnya tetap saja ada bekasnya bukan? tapi mungkin dengan melupakan, semua akan sirna walaupun perlahan-lahan. Sedikit-sedikit pun juga tak masalah karena fase melupakan keburukan kisah lebih baik daripada tetap berada didalamnya.
Untuk melupakan, sebenarnya lupa itu lebih baik daripada melupakan. Mengapa? bukan soal waktu saja. Ini lebih kepada hasil yang benar-benar sudah memperlihatkan ketidakpedulian dengan kehancuran masa lalu. Move on itu jelas yang terpenting.
Karena jika sudah berproses melupakan dan mendapatkan hasil, sementara masih saja berniat melupakan maka itu tandanya masih belum terlihat daripada perjuangan yang baik. Mengapa? karena masih ‘berusaha’ melupakan dan cenderung tak kuat menahan ingatan-ingatan masa lalu. Bekas luka memang ada, tapi seharusnya biasa saja dan tak usah terjerat dalam memori yang kelam.
Lupa dan melupakan itu berbeda. Karena lupa itu hasil sedangkan melupakan itu proses atau bahkan masih terkurung kepada ketidakmampuan. Padahal sebenarnya, proses itu lebih baik dipercepat daripada terkesan memperlambat. Lupa yang harusnya menjadi tujuan, malah hanya melupakan, melupakan dan melupakan selalu.
Sampai kapan melupakan bisa menjadi lupa? Karena tanda terbaik dari melupakan adalah lupa. Dimana Kita sudah terbiasa karena biasa dan tahan banting. Sementara masih terkurung pada melupakan layaknya tak kuasa membendung sesuatu untuk dilupakan