Berteman bisa dengan siapapun dan dengan yang diinginkan saja. Intensitasnya sih berbeda-beda walau nyatanya teman diidentikkan dengan siapapun yang selalu dekat. Kedekatan sebagai teman itu berbeda dengan sekedar kenal dengan mengucapkan say hello saja saat berpapasan.
Kalau berteman dengan memilih-milih? Sebenarnya alasannya lebih kepada mengapa Kita memilih Dia atau si Dia? Mengapa tidak mau dekat dengan si Dia dan berteman? Tentu alasannya berbeda-beda. Setiap orang pasti mengenal lingkungannya dan tahu orang-orang sekitar.
Banyaknya orang yang bisa memberikan pengaruh buruk atau toxic juga bertebaran selain orang yang baik juga. Kalau menggunakan alasan ini, jelas tidak salah. Berteman dengan selektif alias memilih dengan suatu pertimbangan dan standar dibutuhkan demi menjauhkan kerugian.
Selain itu, memantaskan diri sendiri untuk berteman dengan seseorang juga merupakan sifat tahu diri. Satu yang harus dihilangkan dari sifat selektif ialah berprasangka buruk dan hanya mendengar dari cerita orang. Dekatilah dulu seseorang sampai sifat aslinya terkuak dan bolehlah bersifat selektif.
Jangan hanya mendengar katanya dan katanya. Sebab alasan nyata haruslah di dapat dari kenyataan sifat seseorang. Satu hal lain yang memang menjadikan arti selektif itu negatif ialah karena hanya mempertimbangkan kelayakan berteman dengan materi dan alasan yang tidak manusiawi.
Tidak menjadikan semuanya teman itu tidak masalah. Karena yang terpenting hanyalah menyapa dan berhubungan baik. Jika seseorang tidak merasa pas dengan calon temannya, jarak dibutuhkan dengan tidak menyulut api permusuhan.
Jika tetap ingin berteman dengan orang yang seperti itu? Warnailah tanpa terpengaruh. Sadarkan dan kembalikan kepada makna manusia yang sebenarnya. Selektif atau tidak itu hanyalah opsi dalam berteman dan sangat berbeda dengan permusuhan.
Berusaha menjadi orang yang ingin tahu dan terbuka akan semua orang menjadi kewajiban dalam menjalani pertemanan.