Kalau memang nanti tidak bisa bersama? lalu untuk apa kebersamaan selama ini?

Ada sebuah cerita tentang sepasang kekasih yang bernama Danny dan Nadia. Mereka berbincang-bincang asyik dan berbagi tawa sangat lepas. Mereka saling berbalas cerita diselingi tawa dua sejoli yang sedang manis-manisnya. Hingga tak terasa beberapa menit, suara tawa mulai perlahan-lahan menghilang dan reda.

Kenapa? ternyata Danny perlahan-lahan mengatakan sesuatu kepada Nadia tentang hal yang membuat Nadia yang sebenarnya periang menjadi kepikiran sesuatu. Nadia diam seribu bahasa karena kata-kata dari Danny.

Danny berkata padanya “Nadia, kalau Kita nanti nggak bisa bersama bagaimana?”

“Aku mau Kamu siap buat melanjutkan hidup jika memang Kita nggak lagi bisa bersama” Lanjut Danny.

Dua kalimat yang terucap dari mulut Danny itulah yang membuat Nadia yang biasanya riuh dalam berbicara menjadi diam tanpa kata. Nadia hening seketika dan berkaca-kaca matanya. Sungguh pertama kalinya Danny melihat Nadia yang terlihat kacau seperti ini.

Dengan beberapa menit berlalu diselingi air matanya yang jatuh, Nadia diselimuti banyak pikiran-pikiran layaknya Danny yang akan jenuh nanti dengannya, Danny menurutnya akan memilih wanita lain dan juga Danny akan pesimis dengan hubungan Mereka. Gadis itu sedang mengalami pergolakan dalam hatinya.

Dengan jari-jarinya yang sibuk menyeka air matanya Nadia akhirnya bersuara “Kalau Kita nggak bisa bersama lagi, buat apa kebersamaan Kita selama ini?”

Mata sayu Nadia memandangi mata Danny yang penuh rasa bersalah karena menanyakan pertanyaan konyol seperti itu.

“Kita udah bertahun-tahun, apa semua hidup cuma tentang datang dan pergi?” sambung Nadia dengan terisak-isak.

“Apa kebersamaan Kita nggak boleh abadi? walaupun Kita pasti akan mati” Lanjut Nadia lagi bertanya pada Danny.

Danny menjawab singkat dengan menenangkan Nadia “Kita pasti berusaha supaya selamanya, tapi kalau pada akhirnya berbeda?”

“Kalau Kamu bilang begitu, buat apa Kamu berusaha? buat apa Kamu datang ke kehidupan?” Tanya Nadia balik.

“Buat apa? kenapa nggak diam aja dalam hidup?” Tanya Nadia lagi.

“Karena menurut Kamu segalanya akan percuma kan? iya kan?” Tanya Nadia terakhir bertanya sembari melepaskan tangan Danny dan pergi.

Danny tak bisa menjawabnya, ternyata Nadia memang sangat mencintainya. Danny merenung sejenak tanpa bisa menghindarkan kepergian Nadia yang meninggalkannya barusan. Danny merasa aneh, pesimis, sedih dan bingung dengan dirinya sendiri bersama Matahari yang tenggelam sore ini.

#

Sebuah cerita yang memang pasti dialami kepada setiap pasangan. Bukan karena alur cerita namun lebih kepada makna dari kata-kata yang terucap. Siapa? Danny? atau Nadia? keduanya. Danny memang terlihat terlihat pesimis, namun lebih dari itu Dia hanya ingin menanggapi takdir dengan bijak. Danny bukan membuang kesetiaan kepada Nadia, namun Danny hanya mengumpamakan dengan kata pengandaian yang lebih visioner. Danny hanya tidak bisa menjawab pertanyaan Nadia yang ternyata memandang sesuatu yang Ia kira benar ternyata salah. 

Kesalahan Danny hanyalah terlalu cepat menyimpulkan dan mengungkapkan. Padahal tidak perlu berpikir berlebihan juga. Semua sesuatu pasti ada kemungkinan-kemungkinan sesuai dan tidak sesuai dengan rencana. Oke, Kita boleh menggunakan pemikiran tersebut namun jangan terlalu jauh dalam bayang-bayang kegagalan.

Banyak memang pasangan yang memang akhirnya tidak ditakdirkan untuk bersama. Tapi jangan hanya berpikir tentang semua orang yang gagal saja. Ada baiknya digunakan dalam mewaspadai saja untuk membangun semuanya supaya lebih baik. Lihatlah semua yang berhasil juga untuk memotivasi dan haruslah berimbang dalam menentukan sisi berhasil atau tidak berhasil. Intinya berusahalah dahulu dimana saat ini sedang berlangsungnya usahamu juga.

Nadia hanyalah gadis dengan tipe berusaha dan tidak ingin pesimis. Ia melihat sesuatu dengan usahanya dan berprinsip bahwa hasil tak akan mengkhianati usaha tiap-tiap orang. Nadia selalu optimis hanya saja ketika semua tidak bisa sesuai pada rencana, Nadia akan pasti bersedih sangat dalam.

Sebenarnya wajar saja jika bersedih disaat kehilangan namun semua ada batasan-batasan yang jangan sampai membuat diri sendiri menjadi lemah.

Memang tidak akan ada yang baik-baik saja jika seseorang yang terbaik telah meninggalkan. Namun semua ditakdirkan untuk baik kembali dan berhak bahagia kembali. Kehilangan satu orang? didunia ini masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang belum diperlihatkan.

Baik Danny dan Nadia memang wajar saja memandangnya. Karena pasangan hidup memang misteri, tugas setiap orang hanyalah berencana, menjalaninya dan menanggapi hasilnya dengan bijak.

Ketika sedang berusaha, jangan meninggikan hasil! fokus saja demi dirinya dan buatlah yang terbaik baginya. Untuk segala kebersamaan dalam waktu yang lama harus dipertahankan dan disyukuri bukan untuk dipertanyakan nanti-nantinya. Segalanya perlu direncanakan namun tak perlu meletakkan diri pada bayangan kegagalan masa depan.

Jika Ia bertanya “Kalau memang nanti tidak bisa bersama bagaimana?

Maka jawablah “lalu untuk apa kebersamaan selama ini?”

Memamerkan Kemesraan

Banyak orang bilang katanya memamerkan kemesraan itu tanda tidak bahagia. Bukan asal bicara, Mereka memang mengamati, meriset dan menganalisis. Faktanya memang ada dan faktanya ada juga yang salah.

Tanyakan kepadanya terutama wanita apa alasan utama memamerkan kemesraan di media sosial? Bukan tanpa alasan juga bahwa media sosial menawarkan diri sebagai sarana. Faktanya memamerkan kemesraan juga kadang menunjukkan pamer, berbagi kebahagiaan atau sekedar mengisi kekosongan jadwal posting.

Jujur, setiap orang menanggapi kemesraan di layar ponselnya dengan beragam seperti turut bahagia, mendukung, iri, biasa saja karena memang hak dan sebagian juga merasa risih atau kasihan. Memang sih ada yang mengatakan bahwa selalu memamerkan kemesraan itu tidak bisa dijadikan parameter bahagia. Namun jika sedang berperan sebagai penonton kemesraan pasti semua orang tidak akan sama menanggapinya.

Beberapa orang juga kadang harus dijaga perasaannya, misalnya jika Kita punya tetangga yang baru bercerai atau pasangannya meninggal. Lalu kemudian Kita memposting foto kebersamaan diwaktu yang berdekatan, apakah itu normal? kasus ini selalu saja ada meskipun tidak berniat menyinggung.

Memposting kebersamaan itu sah-sah saja. Tapi bagaimana perasaan diri sendiri jika sudah tidak bersama Pasangan? menghapus banyak foto dan media bersama? sanggupkah? atau butuh waktu? tanggung sendiri dan lupakan.

Terkadang jika punya pasangan memang tidak sepenuhnya boleh ikut dipublikasikan layaknya benda mahal yang di pamerkan di media sosial. Setidaknya merasakan kehadirannya saja sudah bagus dan merasa nyaman.

Tapi satu yang pasti, bahwa kata-kata yang menyatakan bahwa memamerkan kemesraan itu tanda tidak bahagia adalah pernah terjadi setidaknya di beberapa pasangan. Mengapa? mungkin Mereka ingin menutupi sesuatu atau ketidakharmonisan. Mungkin saja salah satu dari Mereka mencoba mengatakan “Kita baik-baik saja!” atau mungkin salah satu dari Mereka berjuang dari sisi publikasi ke ranah publik supaya terlihat lebih baik.

Ingin contohnya? lihat saja kasus keluarga Watts. Kasus yang booming sekitar tahun 2018 di Amerika Serikat dimana sang suami, Chris Watts membantai dan membunuh istri dan kedua anaknya. Ironisnya, sang istri sedang hamil ketika dibunuh oleh sang suami. Setelah diselidiki ternyata memang masalah asmara atau ketidak harmonisan.

Ketika melihat akun facebook sang istri, Shanann Watts. Isi beranda dan profilnya memang sangat penuh dengan video anak-anaknya, momen hangat dengan sang suami, memori manis keluarga kecil yang harmonis. Semuanya terlihat normal bahkan teman-teman di facebooknya berbahagia dengan keharmonisan Mereka.

Namun, masalah memang selalu menerpa sebelum terjadi tragedi pembunuhan. Itu berarti postingan hal-hal manis berjalan dengan ketidakharmonisan rumah tangga. Memang hal duka yang menyedihkan dan ironi ketika kemesraan keluarga dan suami istri sangat berbeda 180 derajat dengan foto-foto di media sosial.

Memamerkan kemesraan memang tergantung individu. Hanya saja, menutup sesuatu seakan semuanya normal dengan sosial media tidaklah normal. Semua orang perlu memperhatikan dan peduli ketika ada sesuatu yang tidak beres. Setiap manusia harus terlihat sama di dunia maya maupun di dunia nyata.

Membohongi diri sendiri itu tindak bunuh diri perlahan.

Apa yang Salah dengan Mantan Pasangan ?

Dia pernah denganmu, dia menjalani pahit manisnya cinta denganmu, berbagi cerita dan segala sesuatu kalian sudah pasti mengalaminya. Berbagai kata cinta dan momen romantis nan menawan juga menempel pada dirinya. Hanya saja sudah terhenti dan putus harapan.

Seburuk apapun Ia, pasti ada sisi baiknya. Mau dia jahat atau tak jelas sekalipun juga kalian pernah menerimanya menjadi bagian hidup. Ia manusia sama seperti pasanganmu saat ini. Ia punya perasaan, hati dan sisi manusia. Mengapa semua mendiskreditkan dirinya? Semua bilang kadang malas bertemu, melihatnya atau bahkan ada juga yang rindu.

Ia sama kok hanya saja sudah berbeda posisi dan situasinya. Semua sudah berubah dan Ia juga punya kehidupan. Kadang masa lalu memang lucu ya, tak bisa diprediksi. Kalian yang dulu berjanji bersama selamanya juga harus pupus dan tak terjadi. Semua tetap  menjadi cerita dan tak terhapus kok.

Cinta, kesedihan, harapan dan cita-cita berubah seketika menjadi sesuatu yang bernama kenangan. Kita tak perlu membencinya tapi Kita masih boleh berteman dan akrab saja. Wajar dan boleh jika merindukannya kok bahkan jika menjalin kembali tidak masalah. Semua hanya mengikuti kata hati saja.

Mau menjadikannya musuh masa lalu? Jangan, dewasalah untuk kedepannya. Membenci hanya menghabiskan energi untuk sesuatu yang tidak baik. Ikhlaskan, berhubungan baik dan segera lah menjadi pribadi yang baik.

Apakah sedang rindu dengannya? Tidak apa apa mengingatnya. Karena diserang banyak kenangan itu wajar. Ia layaknya guru terbaik dan materi pembelajaran. Mantan pasangan bukan berarti buruk, tidak bersama lagi tidak berarti buruk. Ia baik bagi orang lain tapi lebih baik lagi mungkin untuk tidak bersama.

Waktu berjalan dan kedewasaan meningkat. Jika kalian bertemu, ucapkan saja “halo” atau “hei! Apa kabar” dengan senyum ramah. Karena yang terbaik adalah mengikhlaskan sambil mendoakan yang terbaik.

Jika Ia jahat, cukup lupakan dan jangan membencinya. Karena bersyukurlah saat ini Ia sudah merupakan mantan pasangan yang sudah tidak lagi menyakiti. Bersyukurlah! semoga mendapat yang  lebih baik.

I miss you but I hate you?  Tidak lagi.

Teman atau Pasangan?

Pilihan dari judul diatas sangat klasik! semuanya bebas dan berbeda dalam menjawabnya. Ketika teman terasa menyebalkan pasti akan memilih pasangan. Namun ketika pasangan terasa membosankan, semua memilih berkumpul kepada teman. Ketika sedang haus cinta pasti memilih pasangan dan ketika sedang ingin hiburan pasti berlari kepada teman.

Ketika asyik bertemu dengan teman lama, kadang obrolan masa lalu lebih asyik daripada membicarakan masa depan hubungan dengan pasangan yang tak kunjung jelas. Lalu disaat mengadu, rata-rata lebih memilih pasangan karena alasan rahasia dan tidak akan menyebar layaknya kepada teman-teman. Saat sedang butuh membunuh sepi, teman-teman siap menghibur namun pasangan lebih tahu.

Keduanya bisa, pilih saja dan rasakan mana yang lebih enak? mana yang lebih nyaman? entahlah, kadang semua orang memprioritaskan pasangan dan teman sesuai dengan kebutuhannya. Sangat kurang bisa disimpulkan dan dijelaskan mengapa. Mereka juga punya kekurangan tapi Mereka pun punya dunia masing-masing.

Berbagai opini selalu memperdebatkan hal ini. Tidak apple to apple sih tapi menarik jika seseorang mengalaminya. Bukan sekedar beropini tanpa merasakannya, seseorang harus masuk ke dalam lingkaran pilihan tersebut. Ada yang memilih teman dan ada juga yang memilih pasangan. Sebenarnya fungsi kehadiran Mereka bisa dibilang berbeda sekalipun jika sedang lelah semua orang bebas memilih kepada siapa Ia datang.

Menempatkan pertemanan dan asmara kepada posisinya tak mudah. Seorang teman kadang rindu berkumpul karena temannya lebih asyik kepada pasangannya.

“Lupa ya sama temen kalo udah punya pacar!” Salah satu kalimat yang sering terucap di dunia nyata, novel, cerita fiksi dan bahkan pengalaman sebagai korban atau pelaku.

“Kenapa lebih asyik dan milih temen sih!?” Ucap seorang pasangan yang kadang heran dengan si Pria. Pasangannya lebih memilih bermain dengan temannya hingga lupa waktu.

Bingung? semua juga sama. Sisi lingkungan pertemanan dan asmara selalu muncul dan dibutuhkan. Tak bisa memadamkan salah satunya apalagi keduanya. Teman membantu dalam perjalanan hidup begitu pula pasangan yang membantu perjuangan dalam hidup yang posisinya berbeda.

Ketika pasangan yang mengerti, perhatian dan menerima apa adanya dihadapkan dengan teman yang memiliki solidaritas, selalu membantu dan mempunyai kepedulian tinggi lalu bagaimana cara memilihnya? atau Mereka lah yang harusnya memilih? Mempunyai teman yang sejati dan memiliki pasangan yang mencintai adalah anugrah. Menghapus salah satu dari Mereka bukanlah bentuk bersyukur.

Tidak usah pusingkan dan permasalahkan. Kadang hidup butuh kebingungan, sindiran dan pilihan. Pilihan bukan cuma memilih satu dan membuang semuanya. Pilihan tergantung kepada siapa yang didahulukan sesuai waktu dan posisinya tanpa melupakan pilihan lainnya. Mereka juga punya kehidupan. Teman-teman juga mempunyai pasangan dan teman juga.

Meletakkan pada posisi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya pada sebuah keadaan. Hanya perlu menggesernya sedikit tanpa harus menghapusnya.

Dan begitulah seterusnya.

Apakah Kalian Yakin Hubungan Kalian Baik-Baik saja Sebelum membaca ini?

Air sungai di hutan yang terasa tenang bukan berarti bersahabat, sungai itu berarti dalam dan mungkin predator seperti buaya dan makhluk air ganas berada didalamnya. Seakan menipu mata dan membawa perasaan yang tenang untuk dipandang, namun ketika menelusurinya ke dalam, banyak hal berbahaya yang dapat mengejutkan.

Begitulah kehidupan yang Kita hidup tidak hanya dengan orang baik saja. Di dunia ini Kita juga hidup bersama para orang jahat, penghianat, pembohong dan munafik.

Dalam masalah cinta pun kadang terbentuk dan hancur oleh sesuati tabir yang tersembunyi baik yang sudah terlihat dan yang lebih berbahaya lagi adalah yang sedang direncanakan. Betapa kadang pengkhianatan dan berhentinya cinta membunuh secara diam-diam seperti ini:

  1. Tidak adanya pertengkaran, cenderung menghindari masalah bukan menghadapi.

Pertengkaran atau kontradiksi itu wajar dalam hubungan. Kenapa? karena tiap pasangan itu terdiri dari masing-masing pribadi yang berbeda. Terlepas banyak kesamaan seperti aktivitas, hobi, makanan kesukaan dan apapun itu hanyalah sedikit dari banyak aspek.

Konflik kecil itu wajar dan itulah dinamika hubungan untuk masing-masing pasangan. Setelah Mereka berkonflik, tugas Mereka lalu menyelesaikannya bersama secara dewasa dan menikmati hasil dari perjuangan Mereka. Jika tidak ada perbedaan atau konflik, maka patut dicurigai apakah salah satu dari Mereka seakan tidak peduli dan hanya berkata “iya” dalam artian masalah yang dihadapi tidak penting bagi dirinya. 

Padahal penyelesaian masalah secara dewasa adalah inti dari suatu hubungan hingga tua nanti. Kenapa? karena di dalam kehidupan pasti banyak sekali masalah-masalah yang akan datang dan ditentukan dengan respon Kita. Kalau Dia hanya diam-diam saja, perlu dicurigai bahwa Ia tidak mau berjuang bersama dan cenderung acuh atau tidak peka dalam memaknai suatu perbedaan.

2. Dia yang selalu setuju & selalu memaafkan dengan enteng walau Kamu banyak berbuat kesalahan besar

Ketika menjalani hubungan dengan banyak kekurangan dan Kamu berbuat kesalahan dengan sering dan Dia hanya berkata “tidak apa-apa” atau seakan-akan memaklumi apapun walaupun Kamu berbuat kesalahan besar. Tidak ada koreksi dan nasihat darinya seharusnya Kamu bertanya kepadanya apakah Dia peduli dengan Kamu? layaknya orang tua yang sayang kepada anaknya, jika anaknya berbuat kesalahan pasti akan memberinya nasihat dan pelajaran penting.

Ingatlah, sifat memaafkan dan menghargai kamu sangat berbeda dengan sifat acuh. Sifat yang seharusnya adalah memang memaafkan hanya saja nasihat dan warning itu penting ditambahkan. Karena seseorang yang enteng memaafkan tanpa memberi pelajaran baik itu harus dipertanyakan. Entah Ia sudah tidak peduli, lelah ataupun sudah tidak ingin membentuk dirimu menjadi lebih baik.

3. Waspada perselingkuhan dan kebohongan!

Ini merupakan hal yang paling banyak ditemukan dari berbagai berita, riset atau pengalaman pribadi dari mana pun. Kenapa? karena pada dasarnya memang selingkuh itu diam-diam dan dijalankan ketika sedang memiliki hubungan. Kebaikan ini merupakan penipuan dalam menjalani hubungan.

Lalu kenapa bisa? Seseorang yang berselingkuh cenderung tidak mengurusi pasangan yang diselingkuhinya namun berusaha terlihat baik didepan pasangan yang diselingkuhinya tersebut. Oleh karena itu, kebaikan yang Ia tebarkan itu bertujuan untuk menutupi keburukannya.

4. Bukan Kebaikan, tapi Rasa kasihan yang palsu

Ketika Dia sudah tidak ingin bersama dan melanjutkan hubungan, seseorang cenderung terbagi menjadi dua. Yaitu yang cepat memutuskan dan yang lama memutuskan. Untuk orang yang cepat memutuskan hubungan, Dia memang mempunyai sisi positif jujur dalam menentukan sikap serta pengakuan untuk mengakhiri hubungan kepada pasangannya walaupun secara normalnya, agak terlihat “tega” dan tidak kasihan kepada pasangannya.

Tetapi untuk tipe yang lama memutuskan, Mereka cenderung merasakan rasa iba dan kasihan yang terdalam kepada pasangannya. Maka Ia cenderung lama atau bahkan menunda-nunda dalam membicarakan hal ini kepada pasangannya. Mereka memang melakukan hal baik untuk menutupi perasaan bersalah karena ingin meninggalkan atau hanya kasihan atas perjuangan-perjuangan pasangannya. Inilah yang disebut reaksi penebusan kepada seseorang yang telah berjuang tetapi belum berani untuk meninggalkan.

5. Dia yang mempunyai suatu tujuan

Seseorang yang mempunyai tujuan pasti sangat berjuang dengan apapun yang Mereka bisa. Selama tujuannya baik, it’s okey namun bagaimana jika tujuannya jahat? terlebih lagi dengan memanfaatkan kedekatan atau relasi hubungan. Inilah yang harus diwaspadai dengan cerdas.

Dengan kata lain, Mereka yang menjalin hubungan, namun salah satu dari Mereka mempunyai tujuan dan mencoba manipulatif dengan berlaku baik saat bersama selama hubungan agar tujuannya tercapai. Hal ini akan menjadi bom waktu dan ketika tujuannya tercapai, tidak menutup kemungkinan akan ditinggalkan.

Lalu sudahkah Kalian menyadarinya? Lets find out..